BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Pendahuluan
Penyakit
jantung bawaan (PJB) merupakan penyakit dengan kelainan pada struktur jantung
atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir. Manifestasi klinis
bergantung dari berat ringan penyakit, mulai dari asimtomatis sampai dengan
adanya gejala gagal jantung. Penyakit jantung pada anak banyak
macamnya, ada yang didapat sewaktu anak masih kecil sampai menjelang remaja,
tapi sebagian besar merupakan penyakit jantung bawaan semenjak bayi dalam
kandungan yang disebut penyakit jantung kongenital. 1,2
Insiden PJB diperkirakan meliputi 8-10 bayi per 1000
kelahiran hidup. Kelainan yang banyak dijumpai diantaranya adalah defek septum
ventrikel (VSD), duktus arteriosus persisten (PDA), defek septum atrium (ASD),
stenosis pulmonal (PS), stenosis aorta (AS), tetralogi of fallot (TOF) dan
transposisi pembuluh darah besar (TGA).2
Prevalensi kelainan jantung kongenital sama banyak
pada laki-laki dan wanita. Hanya beberapa kelainan tertentu seperti stenosis
aorta, koartasio aorta, tetralogi of fallot dan transposisi pembuluh darah
besar lebih sering terdapat pada anak laki-laki. Duktus arteriosus persisten
dan defek septum atrium ternyata lebih banyak terdapat pada wanita. 2,3
Tetralogi of Fallot adalah kelainan jantung sianotik yang paling banyak ditemukan, tejadi pada 5 dari 10.000 kelahiran
hidup dan merupakan kelainan jantung bawaan nomor 2 yang paling sering
terjadi. TOF diklasifikasikan sebagai gangguan jantung
sianosis, karena terjadi aliran darah yang tidak memadai ke paru-paru untuk oksigenasi. 2,3
Penatalaksanaan TOF meliputi non-bedah dan bedah. Tata laksana non-bedah
adalah untuk mengatasi gejala klinis akibat
komplikasi PJB sambil menunggu waktu yang tepat untuk dilakukan operasi
definitif. Komplikasi yang terjadi dapat diminimalisir dengan deteksi dini TOF
pada anak. Berikut akan disampaikan suatu kasus TOF beserta penjelasan mengenai
definisi, etiologi, patofisiologi, diagnosis dan penatalaksanaan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Definisi
Tetralogi of Fallot
(TOF) adalah penyakit jantung bawaan tipe sianotik. Kelainan yang terjadi
adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau lubang dari bagian
infundibulum septum intraventrikular (sekat antara rongga ventrikel) dengan syarat
defek tersebut paling sedikit sama besar dengan lubang aorta. Sebagai konsekuensinya,
didapatkan adanya empat kelainan anatomi sebagai berikut (dapat dilihat pada
gambar 1)3 :
1. Defek
Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua rongga ventrikel.
2. Stenosis
pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yang keluar dari bilik
kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep juga menebal danmenimbulkan
penyempitan
3. Aorta
overriding dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel kiri bergeser
ke ventrikel kanan, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik kanan
4. Hipertrofi
ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena peningkatan
tekanan di ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal
Gambar 1 : kelainan anatomi yang terjadi pada TOF3,4
2.2.
Etiologi
Kebanyakan
penyebab dari kelainan jantung bawaan tidak diketahui, biasanya
melibatkan berbagai faktor. Pada
sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara
pasti. Diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor
–faktor tersebut antara lain :2,4
1. Faktor
endogen
a. Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom (down
syndrom, DiGeorge sindrom)
b. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
c. Adanya penyakit
tertentu dalam keluarga seperti diabetes
melitus, hipertensi, penyakit jantung
atau kelainan bawaan.
2. Faktor
eksogen
a. Riwayat kehamilan
ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum obat-obatan tanpa resep dokter (thalidomide, dextroamphetamine. aminopterin, amethopterin, jamu)
b. Ibu
menderita penyakit infeksi : rubella
c. Pajanan
terhadap sinar –X
d. Nutrisi
yang kurang pada saat kehamilan
e. Alcohol
f. Ibu
hamil yang berusia > 40 tahun
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah. Diperkirakan lebih
dari 90% kasus penyebab kelainan jantung bawaan adalah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan
terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan, oleh
karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin sudah
selesai.1,5
2.3. Patofisiologi
Tetralogi fallot di klasifikasikan
sebagai kelainan jantung sianotik oleh karena pada Tetralogi fallot oksigenasi
darah yang tidak adekuat di pompa ke tubuh. Pada saat lahir, bayi tidak
menunjukkan tanda sianosis, tetapi kemudian dapat berkembang seperti kulit
membiru setelah menangis atau setelah pemberian makan. Pada Tetralogi fallot
jumlah darah yg menuju paru kurang oleh karena obstruksi akibat stenosis
pulmonal dan ukuran A.pulmonalis lebih kecil. Hal ini menyebabkan pengurangan
aliran darah yg melewati katup pulmonal. Darah yang kekurangan O2
sebagian mengalir ke ventrikel kiri, diteruskan ke aorta kemudian keseluruh
tubuh.2,4
Shunting darah miskin O2
dari ventrikel kanan ke tubuh menyebabkan penurunan saturasi O2
arterial sehingga bayi tampak sianosis atau biru. Sianosis terjadi oleh karena
darah miskin O2 tampak lebih gelap dan berwarna biru sehingga
menyebabkan bibir dan kulit tampak biru. Apabila penurunan mendadak
jumlah darah yang menuju paru pada beberapa bayi dan anak mengalami cyanotic spells atau disebut juga paroxysmal hypolemic spell, paroxymal dyspnoe, bayi atau anak
menjadi sangat biru, bernapas dengan cepat dan kemungkinan bisa meninggal.4,6
Selanjutnya, akibat beban pemompaan
ventrikel kanan bertambah untuk melawan stenosis pulmonal, menyebabkan
ventrikel kanan membesar dan menebal (hipertrofi ventrikel kanan).4
Sebenarnya, secara hemodinamik yang memegang peranan adalah
VSD dan stenosis pulmonal, dan yang terpenting adalah stenosis pulmonal.
Misalnya VSD sedang kombinasi dengan stenosis ringan, tekanan pada ventrikel
kanan masih akan lebih rendah daripada tekanan ventrikel kiri maka shunt akan
berjalan dari kiri ke kanan. Bila anak dan jantung semakin besar (karena
pertumbuhan), maka defek pada sekat ventrikel relatif lebih kecil, tapi derajat
stenosis lebih berat sehingga arah shunt dapat berubah. Pada suatu saat dapat
terjadi tekanan ventrikel kanan sama dengan tekanan ventrikel kiri, meskipun
defek pada sekat ventrikel besar, shunt tidak ada. Tetapi keseimbangan
terganggu, misalnya karena melakukan pekerjaan, isi sekuncup bertambah, tetapi
obtruksi ventrikel kanan tetap, tekanan pd ventrikel kanan lebih tinggi
daripada tekanan ventrikel kiri maka shunt menjadi dari kanan ke kiri dan
terjadi sianosis. Jadi sebenarnya gejala klinis sangat bergantung pada
derajat stenosis, juga pada besarnya defek sekat. Bila katup sangat sempit
(stenosis berat) bayi akan sangat biru sejak lahir & membutuhkan operasi
segera . Jika stenosis anak ringan anak dapat tumbuh selama 1–2 tahun tanpa membutuhkan
apapun. Sebagian besar bayi berada di antara 2 variasi ini yg menjadi biru dengan
aktivitas ringan seperti makan atau menangis.4,7
2.5. Diagnosis
Penegakan diagnosis TOF dapat ditegakkan dari anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
2.5.1. Anamnesis
Anamnesis
dilakukan dengan menemukan berbagai gejala klinis TOF yang ditemukan pada
pasien. Keluhan yang timbul mencerminkan
derajat hipoksia. Saat dan beratnya gejala juga bervariasi, dari yang mengalami
sianosis dini dengan serangan anoksia yang berat, sampai ke keadaan ringan
tanpa gejala. Pada keadaan yang berat sianosis timbul pada minggu-minggu
pertama disertai serangan biru, penurunan toleransi latihan. Bila bayi dapat
melampaui umur 2 tahun, gejala tersebut akan berkurang, mungkin akibat
terbentuknya kolateral. Squatting pada umumnya terdapat pada anak pra sekolah,
sedangkan anak yang lebih besar jarang melakukannya karena malu; mereka akan berhenti
melakukan aktivitas fisis sebelum merasa harus jongkok.5
TOF
dibagi dalam 4 derajat :4,5
1.
Derajat I : tak sianosis, kemampuan kerja normal
2.
Derajat II : sianosis waktu kerja, kemampuan kerja kurang
3.
Derajat III : sianosis waktu istirahat. kuku gelas arloji, waktu kerja sianosis
bertambah, ada dispneu.
4.
Derjat IV : sianosis dan dispneu istirahat, ada jari tabuh.
2.5.2. Pemeriksaan
Fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan
anak dengan gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan. Tampak sianosis
dari berbagai derajat. Tampak adanya jari-jari tabuh (clubbing finger). Tekanan
darah pada umumnya normal, tetapi sianosis berat dan polisitemia yang
berlangsung beberapa tahun dapat menyebabkan hipertensi. Gigi geligi sering
dalam keadaan buruk akibat gangguan perkembangan email. Polisitemia dapat
menimbulkan kelainan pada mata yaitu retinopati berupa pelebaran pembuluh darah
retina. Tetralogi fallot jarang sekali menyebabkan gagal jantung. Bila terdapat
splenomegali harus dicurigai terdapatnya endokarditis. Pada pemeriksaan jantung
didapatkan aktivitas ventrikel kanan meningkat. Kadang-kadang teraba getaran
bising di tepi kiri sternum. Bunyi jantung II biasanya tunggal. Terdapat bising
ejeksi sistolik yang penjalarannya luas di sepanjang linea parasternalis kiri.
Jika derajat stenosis makin parah maka bising makin melemah, ini disebabkan
karena darah dari ventrikel kanan yang melintas ke ventrikel kiri dan aorta
tidak mengalami turbulensi karena tekanan sistol antara ventrikel kanan dan
kiri hampir sama.4,8
2.5.3. Pemeriksaan
Penunjang
a. Pemeriksaan
laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin penting pada setiap penyakit
jantung bawaan sianotik, untuk menilai perkembangan penyakit. Hemoglobin dan
hematokrit merupakan indikator yang cukup baik untuk menentukan derajat
hipoksemia. Peningkatan hemoglobin dan hematokrit ini merupakan mekanisme
kompensasi akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin
dipertahankan antara 16-18 g/dL, sedangkan hematokrit antara 50-65%. Bila kadar
hemoglobin dan hematokrit melampaui batas tersebut timbul bahaya terjadinya
kelainan tromboemboli, sebaliknya bila kurang dari batas bawah tersebut berarti
terjadi anemia relatif yang harus diobati.
b. Pemeriksaan
Roentgen
Cardio-thoracic ratio pasien tetralogi fallot biasanya normal atau sedikit
membesar. Akibat terjadi pembesaran ventrikel kanan dengan konus pulmonal yang
hilang akibat kecilnya arteri pulmonalis, maka tampak apeks jantung yang
terangkat sehingga tampak seperti sepatu (coer en sabot). Corakan
vaskuler paru berkurang karena aliran darah pulmonal mengurang dan ukuran
arteri pulmonalis yang kecil. Bila terdapat kolateral yang banyak mungkin
corakan vaskuler paru tampak normal, atau bahkan bertambah. Aorta biasanya
besar dan pada 20% kasus arkus aorta terletak ke kanan.
c. Ekokardiografi
Memperlihatkan
dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel
kanan,penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke
paru-paru.4
d. Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel
multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal
perifer. Melihat ukuran a.pulmonalis. Mendeteksi adanya penurunan saturasi
oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal
atau rendah.1,4
2.7.
Penatalaksanaan
Pasien baru dengan tetralogi of Fallot
dapat dirawat jalan bilamana termasuk derajat I, II, atau III tanpa sianosis
maupun dispneu berat. Penderita perlu dirawat inap, bila termasuk derajat IV
dengan sianosis atau dispneu berat. Tatalaksana
penderita rawat inap adalah sebagai berikut 5,6:
1. Mengatasi
kegawatan yang ada.
2. Oksigenasi
yang cukup.
3. Tindakan
konservatif.
4. Tindakan
bedah :
Terapi
pembedahan dibagi menjadi bedah paliatif dan korektif. Bedah paliatif yang
biasa dilakukan adalah operasi B-T (Blalock - Taussig) Shunt yang
bertujuan meningkatkan sirkulasi pulmonal dengan menghubungkan arteri subklavia
dengan a. pulmonalis yang ipsilateral. Umumnya bedah paliatif dilakukan pada
bayi kecil atau dengan hipoplasia arteri pulmonalis dan pasien yang sering
mengalami serangan sianotik. Pada bedah korektif dilakukan koreksi total yang
dapat didahului atau tanpa bedah paliatif. Bila arteri pulmonalis tidak terlalu
kecil, umumnya koreksi total dilakukan pada pasien tetralogi
Fallot di bawah
usia 2 tahun. Di negara maju yang telah berpengalaman operasi sudah dilakukan
sebelum umur 1 tahun.
Penatalaksanaan
pada serangan sianosis5,7
a. Usahakan
meningkatkan saturasi oksigen dengan cara :
- Membuat
posisi knee chest
- Ventilasi
yang adekuat
b. Bila serangan
hebat bisa langsung diberikan Na Bic 1 meq/kg iv untuk mencegah
asidosis metabolic.
c. Propanolol
0,1 mg/kg iv terutama untuk prolonged spell diteruskan dosis
rumatan
1-2 mg/kg oral
Tujuan pokok dalam menangani Tetralogi Fallot adalah
koreksi primer yaitu penutupan defek septum ventrikel dan pelebaran
infundibulum ventrikel kanan. Umunya koreksi primer dilaksanakan pada usia
kurang lebih 1 tahun dengan perkiraan berat badan sudah mencapai sekurangnya 8
kg. Namun jika syaratnya belum terpenuhi, dapat dilakukan tindakan paliatif,
yaitu membuat pirau antara arteri sistemik dengan dengan arteri pulmonalis,
misalnya Blalock-Tausig shunt (pirau antara A. subclavia dengan cabang
A. pulmonalis).3,4
ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien
Nama/No.MR : An.
MA/ 765635
Umur :
6 tahun 8 bulan
Ayah/Ibu :
M. Jamil / Anita
Alamat : Jln. M.
Boya Nangka Tembilahan
Tgl
masuk : 10 Mei 2012
Tgl keluar : 13 Mei 2012
Alloanamnesis
Diberikan oleh : Ibu kandung pasien
Keluhan
Utama :
·
Keluhan ujung jari tangan dan bibir
membiru tidak berkurang.
Riwayat
Penyakit Sekarang :
·
Sejak 5 tahun SMRS pasien sering
kesulitan menyusu. Pasien hanya menyusu 1 sampai 2 teguk kemudian tampak
kelelahan kemudian tertidur dan setengah sampai 1 jam kemudian pasien menangis
dan menyusu lagi.
·
Sejak 3 tahun SMRS, ibu pasien mengeluh
pasien tampak membiru jika menangis kuat, badan pasien menjadi lemas jika
kelelahan dan jari – jari pasien tampak biru. Keluhan membiru tidak terjadi
jika pasien dalam keadaan istirahat atau tidak dalam aktifitas yang melelahkan.
Pasien dibawa ke dokter di Tembilahan untuk mengetahui penyakitnya. Dokter
mengatakan jantung pasien mengalami sedikit kebocoran. Saat itu dikatakan jika
usia dan berat badan bertambah maka kebocoran yang ada akan menutup.
·
Pasien sering mengalami batuk pilek
sejak usia 3 tahun sampai dengan sekarang. Batuk terkadang berdahak, tidak ada
batuk darah. Pasien dibawa berobat oleh orangtua pasien, orang tua pasien lupa
obat yang diberikan, setelah berobat keluhan berkurang, tetapi keluhan sering
hilang timbul.
·
Sejak 1 tahun SMRS pasien sering merasa
mudah sesak dan lelah terutama jika beraktifitas berat seperti berlari. Saat
sesak terjadi, pasien lebih nyaman memposisikan dirinya dengan posisi jongkok
atau posisi lutut menyentuh dada untuk mengurangi keluhan tersebut. Kemudian ibu
pasien membawa pasien ke RSUD Tembilahan, dan pasien diberikan obat dan vitamin
yang ibu pasien tidak tahu apa obat tersebut. Lebih kurang 3 tahun pasien
kontrol di RSUD tembilahan, namun karena keluhan juga tidak berkurang akhirnya
pasien dirujuk ke RSUD Arifin Achmad untuk mendapatkan penatalaksanaan lebih
lanjut.
Riwayat
Penyakit Dahulu:
·
Riwayat batuk pilek berulang (+)
·
Riwayat kejang (-)
Riwayat
Penyakit Keluarga :
·
Tidak ada anggota keluarga yang
mengalami keluhan sama dengan pasien
Riwayat
Sosial Ekonomi :
·
Ayah bekerja sebagai mekanik disuatu
perusahaan di tembilahan dengan gaji kurang lebih 1,5 juta rupiah per bulan, dan
ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pasien dirawat dengan Jamkesda.
·
Kesan : Sosial Ekonomi Kurang
Riwayat
antenatal:
·
Ibu pasien rutin memeriksakan
kehamilannya ke bidan secara teratur 1 bulan 1 kali. Selama hamil ibu tidak ada
demam, tidak pernah minum obat-obatan yang tidak dianjurkan bidan, hanya obat
penambah darah dan obat sakit kepala sekali-kali, tidak pernah mendapatkan
radiasi, tidak merokok, tidak minum alkohol dan jamu-jamuan.
Riwayat
kehamilan:
·
Pasien anak ke 2 dari 2 bersaudara. Anak
pertama laki-laki lahir cukup bulan, spontan ditolong oleh bidan dengan berat
badan lahir 3000 gr, panjang badan tidak diketahui ibu. Bayi langsung menangis
saat lahir, tidak tampak kebiruan ataupun kuning.
·
Pasien lahir cukup bulan, spontan,
ditolong oleh dokter dengan berat badan saat lahir 2500 gram, panjang tidak
diketahui oleh ibu pasien. Bayi tidak langsung menangis saat lahir. Riwayat
resusitasi saat lahir tidak diketahui.
Riwayat
Makan dan Minum :
·
ASI : dari lahir sampai usia 6 bulan,
pasien mudah lelah ketika menyusui, oleh karena itu pasien berhenti menyusui
dan diganti dengan makanan lunak.
·
PASI :
-
6 bulan – 1 tahun : bubur susu, tidak
habis dimakan oleh pasien.
-
1 tahun – 2 tahun : nasi tim terdiri
dari nasi lembek dengan kuah sayur bayam, tidak habis dimakan oleh pasien,
kadang diberi pepaya 1 potong sedang 2x seminggu, tetapi tidak habis dimakan
oleh pasien
·
Nasi biasa:
-
2 tahun sampai sekarang : nasi biasa,
lauk ayam iris, dengan kuah bayam, tidak habis dimakan oleh pasien.
-
Kesan : Asupan gizi kurang
Riwayat
Imunisasi :
·
Hepatitis B 3x : lahir, usia 1 bulan dan 6 bulan
·
BCG 1x : umur 2 bulan,
·
Polio 4x : 2 bulan, 4 bulan, 16 bulan, 5
tahun
·
DPT 4x :
usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 16 bulan
·
Campak 2x : usia 9 bulan dan 6 tahun
Kesan : imunisasi lengkap
Riwayat
Pertumbuhan Fisik :
·
Posisi tengkurap : usia 9 bulan
·
Merangkak: usia 1 tahun 2 bulan
·
Duduk sendiri tanpa dibantu: 1 tahun 5
bulan
·
Berusaha berdiri dengan bersanggah: usia
1 tahun 7 bulan
·
Berusaha berdiri tanpa bantuan : usia 1
tahun 10 bulan
·
Berjalan sendiri usia 2 tahun
Kesan : status tumbuh terlambat
Riwayat
Pertumbuhan Mental :
·
Senyum spontan usia 2 bulan
·
Mulai mencoret-coret usia 7 bulan
·
Meniru kata-kata usia 10 bulan
·
Makan sendiri usia 1 tahun
Kesan:
pertumbuhan mental sesuai umur
Keadaan
Perumahan dan Tempat Tinggal :
·
Pasien tinggal di rumah permanen dengan
ukuran sekitar 15 m2 yang dihuni 4 orang anggota keluarga terdiri
dari bapak pasien, ibu pasien,kaka pasien, dan pasien. Tiap kamar mempunyai
jendela tetapi jarang dibuka, mempunyai ventilasi , Kesan : Ventilasi cukup.
Lantai ubin. Atap terbuat dari triplek, tidak ada atap bocor. Jendela ada
diruang tamu, didapur dan dimasing-masing kamar, kesan: pencahayaan cukup.
·
Sumber air minum : air galon isi ulang.
·
Sumber MCK adalah sumur yang jaraknya
sekitar 7 meter dari septic tank.
Kesan : Rumah cukup sehat
PEMERIKSAAN
FISIK
Kesan Umum :
tampak sakit ringan
Kesadaran : compesmentis
Tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmHg
Suhu : 36,8 C ( axilla )
Nadi : 110 x / menit
regular, isi/ tegangan cukup
Nafas : 22 x / menit, retraksi (-)
Gizi :
Sex : Laki - laki
Umur : 80 bulan
TB : 108,5 cm
BB : 16 kg
LILA : 14 cm
Lingkar
kepala : 52 cm
Status
gizi menurut Antropometri WHO ( Z score ) :
BB/U
: 16 – 22,1 = - 2,44 SD ( berat badan rendah / gizi kurang )
2,5
TB/U
: 108,5-119,5 = -2,2 SD (pendek)
5
BB/TB
: 16-18,2 = -1,375 SD ( kurus )
1,6
Kulit : Pucat (-), sianosis (-), ikterik
(-)
Kepala :
simetris, mesocepal
Rambut :
hitam, tidak mudah dicabut
Mata :
Konjungtiva : anemis (-)
Sklera : ikterik (-)
Pupil : bulat, isokor 0 3mm/3mm
Reflek
cahaya : langsung (+/+) tidak
langsung (+/+)
Telinga :
sekret (-/-), dalam batas normal
Hidung :
sekret (-/-), pernafasan cuping hidung (-)
Mulut :
Bibir : basah
Mukosa
dalam bibir : basah, sianosis (-)
Palatum : utuh
Lidah : tidak kotor, sianosis (-)
Gigi : caries (-)
Leher :
KGB : tidak ada pembesaran KGB
Kaku
kuduk : tidak ditemukan
JVP
5-2 cmH2O.
Paru
Inspeksi : gerakan dada simetris kiri kanan,
retraksi (-)
Palpasi : fremitus kiri sama dengan kanan
Perkusi : sonor dikedua lapangan paru
Auskultasi : vesicular, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung :
Inspeksi : Ictus kordis terlihat di SIK V LMCS
Palpasi : Ictus kordis teraba di SIK V LMCS,
pulsasi sternal (+), thrill (-)
Perkusi : Batas jantung kiri : linea
midclavicularis sinistra
Batas jantung kanan : linea sternalis dextra
Auskultasi :
Bunyi jantung I – II reguler, M1>M2, T1>T2, P1<P2, A1<A2, A2>P2,
ejection sistolik murmur grade 3/6 diantara komponen tricuspid dan pulmonal,
gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, venektasi (-)
Palpasi : supel, hepar / lien tak teraba,
nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Alat kelamin : laki-laki, dalam batas normal
Ekstremitas :
Akral hangat, oedem (-), refilling capiler < 2 detik, clubbing finger (+/+), turgor kulit baik, dan pitting edema
(-/-).
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Laboratorium : (11-5-2012)
Darah :
Hb : 19,7 gr/dl
Ht : 55,5%
WBC : 18.400/ul
PLT : 274.000 /ul
LED : 7 mm/s
Urin :
Makroskopis : kuning jernih, endapan (-)
Mikroskopis : protein (-), pH (6,5),
Bilirubin (-), glukosa (-)
Feses :
Makroskopis : kuning kecoklatan,
konsinstensi lunak, darah (-), lender (-)
Mikroskopis : amoeba (-), telur cacing
(-), kista tidak ditemukan (-), leukosit (-)
Radiologi :
Roentgen thorak ( tgl 1 Mei di RSUD
Tembilahan )
EKG : (-)
HAL-HAL
YANG PENTING DARI ANAMNESIS
·
Ujung jari tangan dan bibir tampak
membiru
·
Tampak sesak jika dalam keadaan membiru
·
Pasien sulit menyusui ( gampang lelah )
·
Pasien membiru sejak umur 3 tahun.
·
Pasien sering ISPA dan berat badan tidak
sesuai normal
·
Pasien memposisikan diri dengan
berjongkok untuk mengurangi keluhan
·
Keluhan sesak tidak muncul jika pasien
tidak dalam aktifitas berat.
HAL-HAL
YANG PENTING DARI PEMERIKSAAN FISIK
·
Clubbing finger (+)
·
Ejeksion sistolik murmur (+)
·
Pulsasi sternalis (+)
·
Status gizi kurang
DIAGNOSIS
KERJA
CHD tipe
sianosis : Tetralogi of Fallot
DIAGNOSIS
BANDING :
·
CHD tipe asianosis dengan hipertensi
pulmonal (Eisenmenger)
·
Transposition of Great Artery
PEMERIKSAAN
ANJURAN :
·
Ekokardiografi
TERAPI :
Konsul
dokter spesialis jantung dan pembuluh darah untuk dilakukan pemeriksaan
lanjutan (Ekokardiografi) dan rencana operasi
PROGNOSIS :
Quo
ad vitam : dubia ad bonam
Quo
ad fungsionam : dubia ad bonam
PERJALANAN
PENYAKIT/FOLLOW UP
Hari
|
Tgl
|
Subjektif
|
Objektif
|
Assesment
|
Terapi
|
Kamis
jumat
sabtu
|
10/5
11/5
12/5
|
tidak
ada keluhan
tidak
ada keluhan
tidak
ada keluhan
|
TD:100/60mmHg
HR:
92x/menit
RR:
22x/menit, retraksi (-)
T
: 36,8 C
murmur
(+), sianosis (-), pulsasi sternalis (+)
TD:100/70mmHg
HR:
96x/menit
RR:
20x/menit, retraksi (-)
T
: 36,5 C
murmur
(+), sianosis (-)
pulsasi
sternalis (+)
TD:100/70mmHg
HR:
92x/menit
RR:
22x/menit, retraksi (-)
T
: 36,7 C
murmur
(+), sianosis (-), pulsasi sternalis (+)
hasil
ekokardiografi :
sinus
solitus, aorta dikanan, a. pulmonalis di kiri, PS ringan, VSD (+)
overriding
aorta > 50%
RVH
(+)
kesan
: TOF
|
Sianotik CHD
TOF
DD/ Asianotik CHD, TGA
Sianotik CHD:
TOF
DD/ Asianotik CHD, TGA
TOF
|
konsul
SpJP untuk pemeriksaan lanjutan
tunggu
jadwal ekokardiografi
rujuk ke RS Harapan Kita
|

Hasil :
sinus
solitus, aorta dikanan, a. pulmonalis di kiri, PS ringan, VSD (+),
overriding
aorta > 50%, RVH (+)
kesan
: TOF
PEMBAHASAN
Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Dari anamnesis diketahui bahwa pasien mempunyai keluhan ujung jari tangan dan
bibir membiru sejak 3 tahun SMRS. Keluhan ini merupakan keluhan sianosis tipe
sentral oleh karena kebiruan terlihat pada kulit dan membran mukosa. Sianosis
tipe sentral terjadi akibat penurunan jumlah saturasi oksigen atau derivat
hemoglobin yang abnormal. Penurunan tersebut dapat diakibatkan oleh penurunan
laju oksigen tanpa adanya kompensasi yang cukup dari paru-paru untuk menambah
jumlah oksigen tersebut. Penyebab sianosis ini dapat diakibatkan oleh penyakit
jantung kongenital seperti TOF dan TGA. Penyakit kongenital ini berhubungan
dengan kebocoran jantung kanan ke kiri. Pada PJB sianotik didapatkan kelainan
struktur dan fungsi jantung sedemikian rupa sehingga sebagian atau seluruh
darah balik vena sistemik yang mengandung darah rendah oksigen kembali beredar
ke sirkulasi sistemik. Terdapat aliran pirau dari kanan ke kiri atau terdapat
percampuran darah balik vena sistemik dan vena pulmonalis. Sianosis pada mukosa
bibir dan mulut serta kuku jari tangan–kaki adalah penampilan utama pada
golongan PJB ini dan akan terlihat bila reduce haemoglobin yang beredar dalam
darah lebih dari 5 gram %.
Pasien
cendrung memposisikan diri dengan berjongkok saat serangan sianosis terjadi.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan resistensi pembuluh darah
sistemik karena arteri femoralis yang terlipat. Hal ini akan membawa darah
kembali ke jantung yang nantinya diharapkan akan ada darah dari ventrikel kanan
ke dalam paru-paru. Derajat severitas penyakit ini ditentukan oleh derajat stenosis
pulmonal, semakin stenosis katup pulmonal maka gejala yang terjadi akan semakin
berat.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan
anak dengan gangguan pertumbuhan, tampak adanya jari tabuh, dan pada
pemeriksaan jantung didapatkan pulsasi sternal yang menunjukkan pembesaran
jantung kanan, terdapat bising ejeksi sistolik yang penjalarannya sepanjang
linea parasternalis kiri SIC II hingga SIC IV. Pemeriksaan ini mengarahkan
bahwa terjadinya suatu kelainan pada jantung yang disertai dengan pembesaran
jantung kanan.
Pada pemeriksaan ekokardiografi
didapatkan sinus solitus, aorta di kanan, a. pulmonalis di kiri
PS ringan, VSD (+), overriding aorta > 50%, pembesaran ventrikel kanan. Hal ini menunjukkan gambaran
TOF. Pada pemeriksaan ekokardiografi pasien ini, dapat disimpulkan derajat TOF
adalah ringan, karena ditemukan stenosis pumonal ringan
DAFTAR PUSTAKA
1. Mulyadi
M. Tatalaksana Penyakit Jantung Bawaan. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FKUI-RSCM. 2000: 155-62.
2. Baraas
F. Pengantar penyakit jantung pada anak. Jakarta: Bagian Kardiologi FKUI-RS
Jantung Harapan Kita. 1994: Vol.2.
3. Ashley EA, Niebauer J. Adult congenital heart
disease. In: Cardiology explained. UK: Remedica, 2004: 203-13.
4. Gray
HH, Dawkins KD, Morgan JM, Simpson IA. Lectures note, kardiologi edisi 4.
Jakarta: Erlangga, 2002: 258-70.
5. Rahman
M. Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan pada Neonatus. Surabaya: Divisi
kardiologi Ilmu Kesehatan Anak. 2000: 772-5.
6. Manjoer
A, Suprohaita. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga. Jakarta: Media
Aesculapius, 2000: 495.
7. Alifia
N. Hubungan pengetahuan orang tua dengan perilaku kesehatan pada anak dengan
penyakit jantung bawaan. Artikel ilmia. Jakarta: Prodi Sarjana Kedokteran
Universitas Diponegoro. 2010.
8. Hasan
R, Alatas. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan
Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997: 1255.
Hotels near Harrah's Resort Casino, Reno, NV - Mapyro
BalasHapusHotels 1 - 12 of 과천 출장마사지 67 — Looking for hotels 삼척 출장샵 near Harrah's Resort Casino? Choose from 22 hotels within a 20 여수 출장샵 minute drive, with information about 공주 출장안마 top picks, 영천 출장마사지